Produksi kayu gergajian (lumber), batang kayu
segi empat panjang (balok) yang dipakai untuk konstruksi dimulai dari
penebangan pohon di hutan alam dan hutan tanaman industri. Kayu gelondongan (log)
hasil tebang diangkut kepabrik penggergajian. Untuk menghasilkan produk kayu gergajian
yang baik dan efisien terdapat teknologi penggergajian yang harus diketahui
dalam kaitannya dengan penyusutan kayu saat pengeringan. Terdapat 3 metoda
penggergajian, lurus (plain sawing), perempat bagian(quarter sawing) dan
penggergajian tipikal (typical sawing).
Sesuai proses pertumbuhan kayu, kayu bagian
dalam merupakan kayu yang lebih dulu terbentuk dari kayu bagian luar. Karenanya
kayu bagian dalam mengalami susut lebih kecil dari kayu luar. Tanpa memperhitungkan
susut tersebut, hasil gergajian akan menghasilkan bentuk kurang berkualitas.
Pengeringan Kayu
Kayu baru tebang memiliki kadar air yang
tinggi, 200%-300%. Setelah ditebang kandungan air tersebut berangsur berkurang
karena menguap. Mulanya air bebas atau air di luar serat (free water) yang menguap.
Penguapan ini masih menyisakan 25%-35% kandungan air. Selanjutnya penguapan air
dalam serat (bound water). Kayu dapat di keringkan melalui udara alam bebas
selama beberapa bulan atau dengan menggunakan dapur pengering (kiln). Kayu dapat dikeringkan ke kadar sesuai
permintaan. Kadar air kayu untuk kuda-kuda biasanya harus kurang dari atau sama
dengan 19 persen. Kadang diminta kadar air kayu hingga 15% (MC 15). Namun
karena kayu bersifat higroskopis, pengaruh kelembaban udara sekitar kayu akan mempengaruhi
kadar air kayu yang akan mempengaruhi kembang susut kayu dan kekuatannya.
Pengawetan Kayu
Proses ideal olah produk kayu selanjutnya
adalah pengawetan. Pengawetan dapat dilakukan dengan cara merendam atau mencuci
dengan maksud membersihkan zat makanan dalam kayu agar tidak diserang hama. Sedangkan
cara lain adalah dengan pemberian bahan kimia melalui perendaman dan cara
coating atau pengecatan.
Cacat Kayu
Pada sebuah batang kayu, terdapat ketidak
teraturan struktur serat yang disebabkan
karakter tumbuh kayu atau kesalahan proses produksi. Ketidak teraturan atau
cacat yang umum adalah mata kayu, yang merupakan sambungan cabang pada batang
utama kayu. Mata kayu ini kadang berbentuk lubang karena cabang tersambung
busuk atau lapuk atau diserang hama atau serangga. Cacat ini sudah tentu
mengurangi kekuatan kayu dalam menerima beban konstruksi.
Jika ingin mengcopy Artikel ini Silahkan Sertakan Link yang terdapat pada halaman ini. Terima kasih telah berkunjung.
0 komentar:
Post a Comment