Sebagaimana di kemukakan pada sifat umum
kayu, kayu akan lebih kuat jika menerima beban sejajar dengan arah serat dari
pada menerima beban tegak lurus serat. Ini karena struktur serat kayu yang
berlubang. Semakin rapat serat, kayu umumnya memiliki kekuatan yang lebih dari
kayu dengan serat tidak rapat. Kerapatan ini umumnya ditandai dengan berat kayu
persatuan volume / berat jenis kayu. Ilustrasi arah kekuatan kayu dapat ditunjukkan
pada Gambar Di atas dan Di bawah.
Angka kekuatan kayu dinyatakan dapan besaran
tegangan, gaya yang dapat diterima per satuan luas. Terhadap arah serat,
terdapat kekuatan kayu sejajar (//)
serat dan kekuatan kayu tegak lurus (⊥) serat yang masing-
masing memilki besaran yang berbeda. Terdapat pula dua macam besaran tegangan
kayu, tegangan absolute / uji lab dan tegangan ijin untuk perancangan
konstruksi. Tegangan ijin tersebut telah memperhitungkan angka keamanan sebesar
5-10. Dalam buku Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-NI-5) tahun
1961, kayu di Indonesia diklasifikasikan ke dalam klas kuat I (yang paling
kuat), II, III, IV (paling lemah). Tabel 8.1, menunjukkan kelas berat jenis
kayu dan besaran kuat kayu.
Kelas Awet
Berdasarkan pemakaian, kondisinya dan
perlakuannya, kayu dibedakan atas kelas
awet I (yang paling awet)–V (yang paling tidak awet). Kondisi kayu dimaksud
adalah lingkungan/tempat kayu digunakan sebagai batang struktur. Sedangkan
perlakuan meliputi pelapisan/tindakan lain agar kayu terhindar/terlindungi dari
kadar air dan ancaman serangga. Tabel kelas awet dan kondisinya dapat
dikemukakan dalam Tabel 8.2.
Jika ingin mengcopy Artikel ini Silahkan Sertakan Link yang terdapat pada halaman ini. Terima kasih telah berkunjung.
0 komentar:
Post a Comment